Tuesday, December 2, 2008

Gigiku dan Dokter Gigi

hm... mau cerita sedikit pengalaman sakit gigi dan dokter gigi gue...
beberapa minggu yang lalu gue sakit gigi...
entah kenapa, sakit gigi itu menyerang dengan tiba-tiba...

awalnya giginya bolong biasa, hm... yah.. cukup lah buat nyangkutin nasi...
tapi lama-lama bolongnya jadi luar biasa.... tulang ayam pun mungkin bisa masuk...
terus lama-lama lagi, jadi ga bisa nyangkutin apa-apa karena lobangnya kegedean, jadi longgar...

nah... saat-saat seperti ini yang namanya penyiksaan...
suatu malam, gue makan indomie goreng dan langsung tidur...
malamnya gue kebangun dan .... ANJRIT!!! gigi gue sakit banget
cenat cenut... tambah ngilu lagi klu gue sengaja ngambil nafas dalem-dalem lewat mulut...
aaaarrrghhh... saraf-saraf dari giginya rasanya ngalirin sakit ke kepala, sampe-sampe urat-urat di dahi kiri gue ikut cenat-cenut...

gie bingung mau ngapain, saat itu jam 2 pagi...
gue ga bisa minta pertolongan...
gue ada ide, gue langsung lari ke kamar mandi dan segera menggosok gigi... gue yakin yang membuat sakit gigi tuh MSG yang menempel pada saraf-saraf gigi bolong gue...
selesai sikat gigi, gue langsung ngaca...

gue liat gigi gue yang bolong...
terus gue liat muka gue yang lagi tersiksa...

"hm... oww... kaya gitu"

terus karena ntar masuk pagi, gue langsung mencoba tidur lagi... tapi tiba-tiba gigi gue sakit lagi... sakit banget...

sampe keluar air mata...

tapi ga lama kemudian, gue bisa tidur...


pagi-pagi gue bangun jam 6-an...
TETEUP...
masih ga ilang juga sakit giginya...
gue emosi...

langsung gue ambil HP gue dan gue SMS masal ke temen-temen gue yang isinya nanyain tempat nambel gigi yang murah... jawabannya pun bermacam-macam

"di ITB ada kan,mbi.. murah kok"

"di daerah simpang"

"di UNPAD aja"

"gue kurang tau tuh, mbi"

"ga pernah sakit gigi euy jadi ga tau"

"sakit mana, sakit gigi atau sakit hati" <- berhubung gue lagi emosi, jadi langsung gue delete SMS ini dengan wajah psikopat.



jawaban dari temen-temen sayangnya ga ada yang gue turutin, gue akhirnya nemu klinik gigi di daerah gandok... letaknya pas di depan gang kosan gue...

--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

nama dokternya, pak tirza... dokter muda berbakat gitu tampangnya...
dia selalu manggil gue "vian", satu-satunya orang yang manggil gue vian..., semacam panggilan sayang mungkin...

pertemuan pertama...
gue hanya dikasih semacam obat gitu... obat untuk mematikan saraf katanya...
"iya vian, sarafnya harus dimatikan dulu, nanti baru diangkat... setelah itu baru bisa ditambal..."
"iya.. iya dok"

terus gue pulang....

"makasih yah dok!"
"iya sama-sama vian, semoga cepet mati ya"

"""loh.. loh... cepet mati???"""

pertemuan kedua...
saatnya gigi gue di congkal congkel pake semacam jarum dari neraka...
NGILU BANGET...
gue ngerasain saking tegangnya sampe keluar keringet dingin dan gue juga merasakan bagaimana tangan gue meremas-remas paha gue....
ngilu memang hal paling menyiksa... ngagetin...

gue kan dipakein alat yang buat ngeganjel mulut (biar kebuka gitu), setiap gue ngerasain ngilu kan badan gue tersentak sedikit...

terus dokternya nanya...

"kenapa vian?"
"aaaeeoo ngeeeoo" <- ga bisa ngomong, mulutnya keganjel
"kenapa???"
"aaaeee ngeooo"
"apa vian?"
"....." <- ga mampu berkata-kata

tapi akhirnya tuh dokter sadar dan ngelepasin ganjelannya,
"ngilu ya vian"
"iya" <- -_-

"oh itu berarti saraf-sarafnya masih hidup", terus gue dikasih obat lagi....

penyiksaan di pertemuan kedua ini berakhir... hampir sejam gue tiduran di kursi penyiksaan itu...

"makasi dok"
"sama-sama vian... semoga besok udah mati ya"

"""lah??? MATI?"""

pertemuan ketiga, keempat, kelima... ga jauh berbeda dengan pertemuan kedua...
sebuah penyiksaan juga dan diakhiri dengan kalimat "semoga cepet mati vian"

suatu hari setelah gue abis dari dokter gigi, gue pergi ke tempat makan langganan gue...
pesen ayam goreng pake telur...
tapi mas-masnya tiba-tiba nanya, "baru bangun ya dek"
"ih sotoy" <-- dalem hati gue...

sampe rumah, gue ngaca... dan nemuin ada putih-putih di bagian bibir gue kaya iler kering (padahal putih-putih bekas bahan-bahan dari dokter gigi)...

gue baru mengerti dengan pertanyaan abang tukang ayam.


pertemuan selanjutnya terasa lebih extreme levelnya...
kini ada alat gede gitu, bentuknya kaya parabola... terus ngeluarin jarum sedikit demi sedikit sampe mentok dan NYYUUUUUTTT "NGILUU PARAH"
badan gue sampe tersentak dan seperti biasa gue ga diberi kesempatan buat mengeluh

"sakit vian"
"aaghhngaa"
"tenang vian ga sakit"
"ngewooo"
"jangan tegang vian"
"ehemm"

terus klu gue mulai tersentak, dokternya ikut panik...dan jadi kebingungan...

"air liurnya... sabar ya vian, tenang jangan tegang... (ngambil jarum, ngembaliin jarum karena salah ngambil jarum, mikir-mikir, liat TV sejenak... kembali bekerja) masih ngilu vian? udah ngga kan? tenang sarafnya udah mati vian, mulutnya dibuka lebar vian... bla bla bla...."

AAAAAAAAARRRRGGG... berhari-hari diperlakukan seperti itu...

emang dokternya sih ga salah, toh dokternya ramah bgt...
tapi alat-alat dokternya itu loh... dari neraka mana gue juga ga tau....

setelah pengalaman ini... gue nobatkan film "THE DENTIST" dengan film yang sangat psycho!!!



tapi sekarang akhirnya gigi gue udah ditambal, bisa digunakan untuk menggigit lagi dengan tenteram tanpa rasa ngilu...

berkat dokter Tirza...

"akhirnya saya mati... rasa ngilunya"



thank you drg. Tirza