Saturday, June 14, 2008

Bintang Merah

Selepas Ujian Nasional (UN), gue mulai memikirkan untuk melanjutkan kuliah dimana, saat itu semua teman gue sibuk mencari-cari bimbel yang sanggup meloloskan mereka ke PTN terkemuka di Indonesia. Lalu, gue meneguhkan hati untuk mengambil Fakultas Seni Rupa dan Desain (FSRD) ITB dan gue pilihlah Bintang Merah (BM) sebagai bimbel gue. Terletak di Jalan Pertani Raya, Kalibata.
Untuk hitungan bimbel yang cuma jalan sebulan sih, biaya BM cukup mahal, yaitu Rp.2,250,000-. Awalnya bokap gue keberatan dengan biaya semahal itu, lalu gue hasut layaknya setan bertanduk tiga,
pa, BM kemarin udah ngelulusin 50% muridnya ke ITB loh, terus klu embi ga lulus ITB juga, pasti pelajaran yang embi dapet dari BM bisa embi pake seumur hidup, mungkin aja embi juga lolos NTU, kan jurusannya gambar-gambar semua, lumayan untuk start sebelum belajar, selain itu, tes UNPAR juga kan gambar-gambar gitu”.
Terus bokap gue kalah (terhasut).
Pertama masuk bimbel itu gue diajak ngobrol terus oleh seorang mas-mas, ntah siapa mas-mas itu yang ternyata dia adalah guru gue, kerap dipanggil mas Mamat. Gue mau ceritakan profil mereka satu-satu:
Mas Mamat
Dia adalah pengajar yang paling segarrrr, segarrrr candaannya, juga segarrr perutnya. Pada awalnya dia ga pernah mengaku siapa namanya, setiap ditanya “mas namanya siapa?”, lalu dia jawab “apa pentingnya sebuah nama”, gue kira dia bercanda ngomong gitu, eh taunya beneran ga dikasih tau namanya. Sampe akhirnya gue nemuin namanya saat dia memamerkan hasil karya 3D-nya di HP-nya, di situ ada tulisan MAMATO, yang pastinya namanya gak jauh-jauh dengan MAMATO, Mamat… bener kan gak jauh?! Mas Mamat selalu bilang skill gambar gue bagus, tapi selalu kurang referensi. Kadang mulutnya jadi kaya uler jahatnya.
Mas Yus
Mas Yus adalah guru yang jam mengajarnya paling banyak diantara yang lain, mas yang satu ini selain jago menggambar juga jago dalam bidang musik dan gue mengenalnya sebagai pengajar yang paling sadis, komentar-komentar yang ditujukan ke gambar gue sangat pedas, sebulan belajar di BM, hanya dua kali dapet komentar positif oleh dia.
Mas Ages
Yang ini kerap dijuluki masternya di BM, pengajar yang awalnya paling baik dan selalu memuji karya murid-muridnya sangat gue tunggu-tunggu. Dilihat sepintas sepertinya dia pemalu dan gugupan, karena setiap mengajar matanya ke lantai dan ke tembok. Tapi pandangan itu berubah saat dia mengajar pada saat detik-detik menuju USM ITB. Komentarnya berubah menjadi sangat pedas. Walau begitu, gue hanya satu kali mendapat komentar yang sangat pedas dari mas ini.
Mas Bowo
Dia bukan pengajar, tetapi jasanya sangat banyak ke gue, termasuk dia mau nemenin gue ke Tebet untuk membeli CD Zenius di SSC. Selain itu, selalu memberikan info-info terbaru tentang BM.
Semua murid BM sudah disediakan kertas besar untuk menggambar berukuran 59x42cm yang boleh diambil berkali-kali jika salah, tapi mohon untuk tau diri juga. Papannya pun sudah disediakan, selain itu spidol juga digunakan oleh para guru untuk menggambar di whiteboard, tidak peduli tuh spidol udah ganti berapa kali karena tintanya abis. Dari situ gue berpikir, “pantesan BM mahal
Sekarang gue mau memperlihatkan perkembangan menggambar gue selama di BM. Ini hanya 12 gambar, sebenarnya masih banyak lagi, tetapi banyak yang gue tinggal-tinggalin di BM.
Soal: pagi itu, tiga orang anak hendak berangkat ke sekolah, di pertigaan jalan, tiba-tiba salah seorang dari mereka berteriak.
Soal: gambar suasana dengan elemen-elemen di sebuah rumah sakit
Anjrit!!! Gue emang spesialis yang horror-horror, tapi gue ga ada niat nongolin yang horror-horror di gambar itu.
Soal: hari ini adik kecilku ulang tahun
Soal: aku dan tiga orang temanku online di warnet, kami ribut sempai-sampai semua perhatian tertuju pada kami
SENANG-NAAAAAA!!!!
Soal: gambarkan pesta kemenangan sebuah partai politik
Cehpekk deyh ß “Capek de” ahla Cheynta Lhaurea.
Soal: gambarkan suasana pembagian bahan-bahan makanan kepada para korban bencana
Soal: pesawat Garuda boeing 737 jatuh di Yogyakarta, tidak ada korban jiwa, tetapi kerugian material cukup besar.
Gue pingin gantung diri.
Soal: pagi itu, kami berempat sedang jogging di daerah Senayan, tiba-tiba salah satu dari kami pingsan dan membuat yang lain menjadi repot.
Anjrit!!! Nyesek banget gue! Rasanya pengen ngambil chainsaw terus gue potong jari-jari kaki Mas Mamat.
Soal: -
(ini soal TryOut BM th 1999, soalnya panjang banget, entah soal atau novel, yang jelas gue ga hafal, sorry!)
Idung gue kembang-kempis
Soal: pejabat itu memiliki rumah di sebuah desa, tetapi rumah itu sedang ditinggal karena ada kesibukan di kota.
Mas Ages, Mas Mamat dan semua teman-teman kelas gue dengan puasnya menertawakan gambar gue, seolah-olah gambar gue adalah lelucon hangat, saat itu juga gue berniat meracik bom lalu gue ledakin diri. Dengan bergaya ala Islam fanatik gue berteriak: Allahu Akbar!!! <- buat kejahatan kok bawa-bawa nama Allah.
Soal: sore itu, aku baru pulang dari pasar membeli 5 ekor ayam dan 3 ekor tikus putih, setalh kulihat kandang ular piton albinoku, makhluk itu sudah tidak ada ditempat. Aku pun panik mencari ular tersebut.
Soal: buatlah sebuah cerita dengan menggunakan gambar GANESHA.
Gue pengen meluk mas Yus dan mengatakan “AKHIRNYA MUJI JUGA!”
Setiap hari menggambar, 30 hari berturut-turut bukan cukup melelahkan, tapi SANGAT melelahkan, komentar-komentar pedas sudah menjadi makanan sehari-hari, kadang sangat jengkel, kadang mendapat pujian yang membuat gue terbang setinggi langit.
BM memberikan gue banyak masukan untuk persiapan UM FSRD, terutama ketegasan dalam menggaris. dulu sebelum ikut BM, teknik menggaris gue begitu lemah gemulai, tipis dan gak tegas. berbeda dengan setelah gue ikut BM. BM juga menyadarkan gue untuk berpikir tidak terlalu banyak arsiran, melainkan memenuhi bidang kertas yang begitu luas dengan elemen-elemen yang lebih memiliki makna.
Di BM gue tidak hanya mendapat tips dan ilmu tentang visual, tetapi juga wawasan dan yang terpenting adalah KEBERSAMAAN, karena BM tidak hanya sebuah bimbel, tetapi lebih ke arah sebuah perkumpulan, untuk sekarang dan masa depan.
Sanggup kah BM meluluskan gue ke FSRD ITB?
untuk adik-adik yang mau ikutan juga Bintang Merah silahkan klik disini